PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMINIUM
Kamis, 26 September 2013
I.
Pendahuluan
a. Teori
Gas hidrogen dapat terbentuk dari reaksi antara aluminium
dan NaOH, yang menghasilkan larutan Al(OH)3. Larutan ini berwarna abu-abu
kehitaman. Setelah percobaan pembuatan gas ini selesai alangkah baiknya limbah
aluminium (AL(OH)3) ini jangan dibuang, melainkan ditampung untuk pembuatan
tawas.
Tawas (Alum) adalah kelompok garam rangkap berhidrat
berupa kristal dan bersifat isomorf. Kristal tawas ini cukup mudah larut dalam
air, dan kelarutannya berbeda-beda tergantung pada jenis logam dan suhu.
Tawas kalium aluminium sulfat dihasilkan dengan
mereaksikan logam aluminium (Al) dalam larutan basa kuat (kalium hidroksida)
akan larut membentuk aluminat
2Al (s) + 2KOH (aq) + 2H2O(l) -----> 2KAlO2 (aq)
+ 3H2 (g)
Larutan aluminat dinetralkan dengan asam sulfat
mula-mula terbentuk endapan berwarna putih dari aluminium hidroksida [Al(OH)3],
yang dengan penambahan asam sulfat enadapan putih semakin banyak dan jika asam
sulfat berlebihan endapan akan larut membentuk kation K+, Al3+, dan SO42-, yang
jika didiamkan akan terbentuk krital seperti kaca dari tawas kalium aluminium
sulfat atau sering disebut alum. Secara singkat reaksi yang terjadi dapat
dituliskan sebagai berikut.
2KAlO2(aq) + 2 H2O(l)+ H2SO4(aq) ------>
K2SO4(aq) + 2Al(OH)3(s)
H2SO4(aq) + K2SO4 (aq) + 2 Al(OH)3 (s) -------> 2
KAl(SO4)2 (aq) + 6H2O
24 H2O (l) + 2 KAl(SO4)2 -------> 2 KAl(SO4)2.12
H2O (s)
Reaksi keseluruhan
2Al(s) + 2KOH(aq) + 10H2O(l) + 4H2SO4(aq) ---->
2KAl(SO4)2.12H2O(s) + 3H2(g)
Untuk setiap kali pembuatan tawas, sebagian pelarut
mungkin perlu dikurangi dengan cara penguapan untuk menghasilkan larutan jenuh
yang kemudian menghasilkan kristal tawas pada waktu didinginkan. Untuk
mendapatkan kristal yang berukuran besar, pendinginan larutan jenuh harus
dilakukan secara pelan-pelan.
b. Tujuan
-
Mengetahui cara pembuatan tawas dari
limbah aluminium
-
Membandingkan tawas hasil praktikum
dengan tawas pasar
II. Metode
Praktikum
a. Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kertas
saring, pemanas, batang pengaduk, magnetic stirrer, gelas piala 500ml, corong, erlenmeyer,
buret, statif dan klem, dan timbangan analitik
Bahan yang digunakan yaitu aluminium foil, KOH,
aquades, dan H2SO4
b. Prosedur
Kerja
Limbah aluminium hasil pembuatan gas hidrogen pada
percobaan lalu yang telah ditampung, kemudian disaring ke dalam erlenmeyer
melalui corong dan kertas saring. Kemudian ditambahkan H2SO4 6M sambil diaduk. Ukur
pH larutan sekitar 1-2 dan penambahan asam sulfat dihentikan. Panaskan campuran
di atas pemanas pada suhu 60-80˚c selama 10 menit. Selanjutnya larutan
didinginkan. Kristal tawas yang telah terbentuk lalu dipisahkan dengan corong
buncher dan dicuci dengan etanol 20 ml. Endapan yang terdapat dalam kertas
saring kemudian dikeringkan dan ditimbang.
Penjernihan Air dengan Tawas Hasil Praktikum dengan
Tawas Pasar
Disiapkan 2 gelas piala yang berisi sampel FeCl3. Lalu
masing-masing ditambahkan dengan 2 ml aquades. Untuk gelas piala 1 ditambahkan
1 gram tawas hasil praktikum, kedua ditambahkan 1 gram tawas pasar. Diaduk dan
didiamkan selama 1 hari. Dilihat perubahan yang terjadi.
III. Hasil
dan Pembahasan
No
|
Ditambahkan
dengan
|
Hasil
|
Berat Tawas (gr)
|
1
|
Alumnium+KOH
20%
|
Terbentuk
tawas
|
10,0081
|
2
|
Alumnium + NaoH 10%
|
Terbentuk
Tawas
|
6,677
|
Percobaan
kali ini dilakukan secara duplo. Limbah aluminium hasil pembuatan gas hidrogen
disaring dengan tujuan untuk menyaring ion-ion pengganggu, dan yang tersisa
hanya tinggal filtratnya. Filtrat ini kemudian diambil, dan ditetesi dengan
asam sulfat 6M. Proses penambahan asam sulfat ini dilakukan secara perlahan
sambil diaduk, hal ini bertujuan agar semua Al yang berada di dalamnya dapat
bereaksi sempurna dengan pembentukan endapan yang sempurna secara teratur.
Penambahan asam sulfat secara perlahan juga bertujuan agar dapat mengendalikan
pH dengan mengecek pH setiap beberapa tetes sekali, sehingga larutan tidak akan
terlalu asam dan tidak terlalu basa, sehingga penambahan H2SO4 dapat dihentikan
tepat pada pH 1-2, karena pada pH 1-2 terjadi pengendapan yang sempurna dan
dapat mengikat kation K+ dan Al3. Reaksi antar zat yang dihasilkan dari reaksi
antar Al dan KOH dengan asam sulfat menghasilkan endapan yang berwarna putih.
2KAlO2
(aq) +2H2O (l) + H2SO4(aq) ————->
K2SO4(aq) + Al(OH)3 (s)
H2SO4(aq)
+ K2SO4(aq) + 2Al(OH)3 (s)
————–> 2Kal(SO4)2 (aq) +
6H2O
Larutan
pH 1-2 tersebut dipanaskan dengan suhu 60-80˚C. Setelah dipanaskan dan kemudian
didinginkan terbentuklah kristal-kristal tawas. Pada percobaan ini pada saat
dipanaskan suhunya dikendalikan dengan mengukur setiap beberapa menit sekali
dengan termometer. Apabila suhunya terlalu tinggi (>80˚C), maka suhu
hotplate diturunkan, kemudian sebaliknya bila suhu larutan rendah untuk
mempercepatnya maka suhu hotplate dinaikkan. Kristal-kristal tawas yang telah
didinginkan. Pada saat pendinginan ini, larutan dibiarkan diudara terbuka
hingga dingin, pada saat ini endapan yang terbentuk adalah Kal(SO4)2.12H2O.
Setelah dingin, dilakukan penyaringan dan dibilas dengan air dan alkohol, yang
bertujan untuk mencuci endapan dan membilas sisa tawas yang tersisa di
erlenmeyer serta fungsi alkoholnya untuk mempercepat penguapan larutan pencuci.
Kristal yang terbentuk kemudian disaring dan dikeringkan. Pada percobaan ini
tidak dilakukan analisis titik leleh, sehingga hanya dilakukan pembuatan tawas
dari aluminium foil saja.
24
H2O + 2Kal(SO4)2 (aq) ————-> 2Kal(SO4)2.12H2O(s)
Dari
hasil percobaan yang didapat, tawas yang dihasilkan adalah 10,0081 gram.
Untuk penjernihan air menggunakan tawas hasil
praktikum dan tawas pasar, hasil menunjukkan lebih jernih menggunakan tawas
yang digunakan pada hasil praktikum.
IV. Kesimpulan
-
Tawas yang dihasilkan yaitu 10,0081 gram
-
Tawas hasil praktikum lebih jernih
dibandingkan dengan tawas pasar
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Tawas
http://himka1polban.wordpress.com/laporan/kimia-anorganik/laporan-pembuatan-tawas-dari-limbah-aluminium-foil/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar