PERCOBAAN 2
PEMBUATAN TABUNG PENYIMPANAN GAS HIDROGEN
Kamis, 19 September 2013
I.
Pendahuluan
a.
Teori
Gas hidrogen merupakan
gas yang sangat reaktif. Bahkan pada konsentrasi 4-74%, gas hidrogen dapat membentuk
campuran eksplosif dengan udara. Campuran tersebut akan spontan meledak karena
dipicu oleh api, panas atau sinar matahari. Karena alasan inilah maka
penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar harus sangat hati-hati. Walaupun
densitas energi per gram gas hidrogen lebih besar daripada gasolin, namun
densitas energi pervolumenya lebih rendah. Berbagai teknologi penyimpanan gas
hidrogen telah dikembangkan dengan mempertimbangkan biaya, berat dan volume,
efisiensi, keawetan, waktu pengisian dan pengosongan (charge and discharge),
temperatur kerja serta efisiensinya. Berikut ini akan dipaparkan beberapa
alternatif penyimpanan gas hidrogen :
1. Tangki bertekanan
tinggi
Merupakan teknologi yang paling umum dan
simpel walaupun secara volumetrik dan grafimetrik tidak efisien. Semakin tinggi
tekanan, semakin besar energi per unit volume. Hidrogen tidak terkompresi
mempunyai densitas energi 10,7 kJ/L, pada saat dikompresi pada tekanan 750 bar,
densitas energinya meningkat menjadi 4,7 MJ/L. Namun masih jauh lebih kecil
daripada gasoline, yaitu 34,656 MJ/L
2. Tangki hidrogen cair
(Cryogenic)
Pada teknologi ini, gas
hidrogen dicairkan pada suhu yang sangat rendah. Pada tekanan 1 atm, dibutuhkan
temperatur hingga 22 K. Energi untuk mendinginkan hidrogen cukup energi yang
besar, hingga mencapai 1/3 dari energi yang disimpan. Densitas energi hingga
mencapai 8,4 MJ/L. Walaupun sangat berat, namun volumenya lebih kecil daripada
tangki tekanan tinggi sehingga cocok untuk aplikasi statis.
3. Logam dan alloy
Logam atau paduan logam
(alloy) menyerupai sponge yang dapat menyerap hidrogen. Hidrogen akan
terabsorpsi pada ruang interstitial pada kisi kristal logam sehingga hidrogen
tidak mudah terbakar dan lebih aman. Contohnya: TiFe (1,5 wt%) dan Mg2NiH4 (3,3
wt%).
4. Kimiawi
Pada metode ini,
hidrogen disimpan dalam bentuk senyawa kimia lain yang lebih aman. Pada saat
akan digunakan, baru senyawa ini diubah menjadi hidrogen melalui reaksi kimia.
a.
Metanol
Infrastruktur untuk
distribusi metanol sangat mudah karena sama dengan gasolin. Pada saat
digunakan, metanol akan diubah menjadi gas H2 dengan melepaskan gas CO dan CO2.
b.
Ammonia
Efisiensi volumetrik
sedikit lebih tinggi daripada metanol namun bersifat toksik. Harus dikatalisi
pada suhu 800-900 oC agar dapat melepaskan hidrogen. Biasanya didistribusikan
dalam bentuk cair pada tekanan 8 atm.
c.
Hidrida logam
Merupakan senyawa
reaktif yang akan segera melepaskan hidrogen apabila bereaksi dengan air.
Contohnya adalah NaH, LiH, NaAlH4, NaBH4, LiBH4, dan CaH2
5. Fisisorpsi
Pada metode ini,
hidrogen diadsorpsi pada permukaan bahan berpori seperti nanofiber grafit,
nanotube karbon, zeolit dan Metal Organic Framework (MOF).
Namun karena
keterbatasan waktu dan biaya, praktikan hanya dapat membuat tabung penyimpanan gas
hidrogen sederhana, yakni dengan menggunakan barang-barang yang sudah tidak
terpakai.
b.
Tujuan Praktikum
-
Membuat tabung
penyimpanan gas hidrogen sederhana
II.
Metode Praktikum
a.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah kaleng bekas kue, kran, selang diameter 1cm, botol saus,
neraca analitik, gelas ukur, gelas arloji, solder, cutter, dan balon.
Bahan yang dipakai
yaitu aluminium foil, gabus, 50 ml KOH 3M
b.
Prosedur Kerja
Sisi kaleng dilubangi dengan
menggunakan solder. Kemudian masukkan kran ke dalam lubang tersebut. Potong
gabus seukuran mulut kran dan dilubangi bagian tengahnya untuk memasukkan
selang. Lalu letakkan gabus di mulut keran tersebut. Selanjutnya bagian ujung
selang dimasukkan ke mulut botol saus. Langkah selanjutnya yaitu pembuatan gas
hidrogen dari 50 ml KOH 3M. Langkah tersebut dapat dilihat di percobaan
sebelumnya.
III.
Hasil dan
Pembahasan
Percobaan Ke-
|
Massa Aluminium Foil (g)
|
Volume KOH (ml)
|
1
|
0,2506
|
50
|
2
|
0,4888
|
50
|
3
|
0,4695
|
50
|
Percobaan dilakukan
sebanyak 3 kali (triplo) dengan massa alumunium yang berbeda-beda. Pada saat
pembuatan gas hidrogen, ketika KOH ditambahkan aluminium foil, praktikan dapat
melihat gas hidrogen yang dibuat di dalam botol saus mengalir melalui selang ke
kaleng. Maka dapat disimpulkan gas hidrogen tersebut tertampung dalam kaleng.
Namun ketika dicoba mengisikan hidrogen ke dalam balon, ternyata balon tidak
dapat mengembang besar walaupun gas yang tertampung dalam kaleng cukup banyak.
Hal ini mungkin disebabkan oleh desain kaleng yang tidak memungkinkan gas untuk
keluar dari kaleng tersebut, sehingga gas banyak tertampung pada kaleng tetapi
tidak dapat mengalir keluar.
IV.
Kesimpulan
-
Tabung
penyimpanan tersebut dapat menampung gas hidrogen tetapi tidak dapat
mengalirkan gas tersebut keluar
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR
GAMBAR
Aluminium foil yang akan direksikan ke dalam KOH
|
|
Voume KOH yang digunakan
|
|
Desain
tabung pemyimpanan gas hidrogen sederhana
|
Percobaan dengan alat
Terima kasih informasinya mengenai hidrogen ( H2 ). saya punya pertanyaan selaku pemain balon udara khususnya untuk promosi, Nah disaat pemasangan balon untuk mengudara saya menggunakan Hindrogen. Saya berpikir sayang kalau hidrogen didalam balon tersebut harus dibuang saat balon tidak mengudara lagi. Apakah H2 tersebut bisa saya ambil dan disimpan untuk suatu saat bisa digunakan lagi ? Apakah ada alat yang bisa digunakan untuk memindahkan H2 dari balon Ke tempat lain seperti tabung atau kaleng ? Terima kasih semoga artikel anda bermanfaat.
BalasHapus