Pendahuluan
Limbah
merupakan salah satu dari beberapa masalah yang tengah dialami negara
berkembang seperti Indonesia. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu
proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana
masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan.
Berdasarkan karakteristiknya, limbah dibagi menjadi limbah padat, cair, dan
gas. Salah satu contoh dari limbah padat yaitu aluminium.
Aluminium
merupakan logam paling berlimpah yang mudah ditemukan di muka bumi ini. Hampir
seluruh barang-barang yang ada disekitar kita terbuat dari aluminium, seperti
peralatan memasak, kaleng-kaleng, badan pesawat, pembungkus makanan, dll.
Aluminium memiliki banyak kegunaan bagi kehidupan sekitar, akan tetapi jika
semua itu sudah tidak digunakan lagi hanya akan menjadi sampah atau limbah yang
lama-lama akan menumpuk dan tidak terurus lagi. Padahal sebenarnya limbah
aluminium tersebut dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk lain, yaitu
pembuatan gas hidrogen dengan bahan dasar limbah aluminium. Untuk itu, praktikan
melakukan percobaan menggunakan limbah aluminium ini.
Tinjauan Pustaka
Gas
hidrogen dapat terbentuk dari reaksi antara aluminium dan NaOH, yang
menghasilkan larutan Al(OH)3. Larutan ini berwarna abu-abu kehitaman. Setelah
percobaan pembuatan gas ini selesai alangkah baiknya limbah aluminium (AL(OH)3)
ini jangan dibuang, melainkan ditampung untuk pembuatan tawas.
Tawas
(Alum) adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat
isomorf. Kristal tawas ini cukup mudah larut dalam air, dan kelarutannya
berbeda-beda tergantung pada jenis logam dan suhu.
Alum
merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari dari molekul air dan dua
jenis garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum kalium, juga sering dikenal
dengan alum, mempunyai rumus formula yaitu K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O. Alum kalium
merupakan jenis alum yang paling penting. Alum kalium merupakan senyawa yang
tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus ketika kalium
sulfat dan aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan didinginkan. Larutan alum
kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium sangat larut dalam air panas. Ketika
kristalin alum kalium dipanaskan terjadi pemisahan secara kimia, dan sebagian
garam yang terdehidrasi terlarut dalam air.
Tawas
kalium aluminium sulfat dihasilkan dengan mereaksikan logam aluminium (Al)
dalam larutan basa kuat (kalium hidroksida) akan larut membentuk aluminat
2Al
(s) + 2KOH (aq) + 2H2O(l) -----> 2KAlO2 (aq) + 3H2 (g)
Larutan
aluminat dinetralkan dengan asam sulfat mula-mula terbentuk endapan berwarna
putih dari aluminium hidroksida [Al(OH)3], yang dengan penambahan asam sulfat
enadapan putih semakin banyak dan jika asam sulfat berlebihan endapan akan
larut membentuk kation K+, Al3+, dan SO42-, yang jika didiamkan akan terbentuk
krital seperti kaca dari tawas kalium aluminium sulfat atau sering disebut
alum. Secara singkat reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut.
2KAlO2(aq)
+ 2 H2O(l)+ H2SO4(aq) ------> K2SO4(aq) + 2Al(OH)3(s)
H2SO4(aq)
+ K2SO4 (aq) + 2 Al(OH)3 (s) -------> 2 KAl(SO4)2 (aq) + 6H2O
24
H2O (l) + 2 KAl(SO4)2 -------> 2 KAl(SO4)2.12 H2O (s)
Reaksi
keseluruhan
2Al(s)
+ 2KOH(aq) + 10H2O(l) + 4H2SO4(aq) --------> 2KAl(SO4)2.12H2O(s) + 3H2(g)
Untuk
setiap kali pembuatan tawas, sebagian pelarut mungkin perlu dikurangi dengan
cara penguapan untuk menghasilkan larutan jenuh yang kemudian menghasilkan
kristal tawas pada waktu didinginkan. Untuk mendapatkan kristal yang berukuran
besar, pendinginan larutan jenuh harus dilakukan secara pelan-pelan.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar