Selamat Datang di Blog Praktikum Kimia Anorganik Kelompok 4A Gabung dan Berikan Komentar Positif Anda

Sabtu, 28 Desember 2013

Korosi Besi

KOROSI BESI
Kamis, 7 November 2013

I.      Pendahuluan
a.       Teori
Karat merupakan hasil korosi, yaitu oksidasi suatu logam. Besi yang mengalami korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3.xH2O. Korosi atau proses pengaratan merupakan proses elektro kimia. Pada proses pengaratan, besi (Fe) bertindak sebagai pereduksi dan oksigen (O2) yang terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksi pembentukan karat sebagai berikut:

    Anode: Fe(s) → Fe2+(aq) ) 2e-
    Katode: O2(g) + 4H+(aq) + 4e- → 2H2O(l)

Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.

Autokatalis
Karat yang terbentuk pada logam akan mempercepat proses pengaratan berikutnya. Oleh sebab itu, karat disebut juga dengan autokatalis. Mekanisme terjadinya korosi adalah logam besi yang letaknya jauh dari permukaan kontak dengan udara akan dioksidasi oleh ion Fe2+. Ion ini larut dalam tetesan air. Tempat terjadinya reaksi oksidasi di salah satu ujung tetesan air ini disebut anode. elektron yang terbentuk bergerak dari anode ke katode melalui logam. Elektron ini selanjutnya mereduksi oksigen dari udara dan menghasilkan air. Ujung tetesan air tempat terjadinya reaksi reduksi ini disebut katode. Sebagian oksigen dari udara larut dalam tetesan air dan mengoksidasi Fe2+ menjadiFe3+ yang membentuk karat besi (Fe2O3.H2O).

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.

Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).

Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektrode lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.

b.      Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi (karat) besi.
2. Untuk mengetahui paku yang lebih cepat dan banyak perkaratannya.


II.    Metode Praktikum
a.       Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah 5 buah cawan, 1 buah batang pengaduk, 1 buah penanggas, dan 1 buah gelas beker.
Bahan yang digunakan adalah 1 saschet agar-agar, larutan NaCl, larutan pp, larutan K2[(Fe(CN)6], kontrol, dan larutan K3[Fe(CN)6].

b.      Prosedur Kerja
1.      5 buah cawan disiapkan.
2.      Dimasak atau dipanaskan agar-agar kedalam gelas beker.
3.      Disiapkan larutan NaCl, larutan K2[(Fe(CN)6], kontrol, PP dan larutan K3[Fe(CN)6].
4.      Paku payung, paku beton, dan jarum pentul dimasukkan kedalam cawan kemudian dituangkan agar-agar panas.
5.      Didiamkan selama 1 hari. Tetapi dicek keadaanya setiap 30 menit-1 hari
6.      Dilihat perbedaan yang terjadi dan ambil kesimpulannya.

III.  Hasil dan Pembahasan
WAKTU
(menit)
PERLAKUAN
+NaCl
+PP
Kontrol
K2[(Fe(CN)6]
K3[Fe(CN)6]
30
-
-
-
-
-
60
Berkarat
Berkarat
-
-
-
120


-
-
-
1.440
Berkarat
Berkarat
Berkarat
-
-

Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan mengenai korosi, dapat dilihat bahwa besi yang mengalami korosi yaitu yang diberi penambahan NaCl dan indikator PP. Sedangkan pada K2FeCN6 dan K3FeCN6 tidak. Proses korosi tersebut terjadi karena beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a)      Keberadaan oksigen (O2)
b)      Keberadaan H2O
c)      Keelektrolitan larutan

Pengaruh factor-faktor tersebut kami simpulkan dengan mengamati tingkat keparahan karat pada masing masing gelas yang telah dikondisikan berbeda tersebut.


KESIMPULAN
1.       Besi yang mengalami korosi yaitu yang diberi penambahan NaCl dan indikator PP. Sedangkan pada K2FeCN6 dan K3FeCN6 tidak
2.       Faktor yang mempengaruhi korosi yaitu oksigen, air, dan elektrolit larutan


DAFTAR PUSTAKA
Oxtoby, D. W., Gillis, H. P. dan Nachtrieb, N. H., 1999, Kimia Modern. Jakarta: Erlangga



1 komentar:

  1. titanium undertaker - TI - Titanium Artisan & Crafts
    Titanium Artisan & Crafts | winnerwell titanium stove Titanium Artisan & Crafts | Titanium suunto 9 baro titanium Artisan & Crafts | Titanium microtouch titanium trim Artisan & Crafts | Titanium Artisan titanium solvent trap monocore & Crafts | Titanium Artisan & Crafts. titanium mens wedding bands

    BalasHapus