KOROSI BESI
Kamis, 7 November
2013
I.
Pendahuluan
a.
Teori
Karat merupakan hasil korosi, yaitu oksidasi suatu
logam. Besi yang mengalami korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3.xH2O.
Korosi atau proses pengaratan merupakan proses elektro kimia. Pada proses
pengaratan, besi (Fe) bertindak sebagai pereduksi dan oksigen (O2) yang
terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksi pembentukan
karat sebagai berikut:
Anode: Fe(s)
→ Fe2+(aq) ) 2e-
Katode:
O2(g) + 4H+(aq) + 4e- → 2H2O(l)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya
teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida
terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak
sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada
berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Autokatalis
Karat yang terbentuk pada logam akan mempercepat
proses pengaratan berikutnya. Oleh sebab itu, karat disebut juga dengan
autokatalis. Mekanisme terjadinya korosi adalah logam besi yang letaknya jauh
dari permukaan kontak dengan udara akan dioksidasi oleh ion Fe2+. Ion ini larut
dalam tetesan air. Tempat terjadinya reaksi oksidasi di salah satu ujung
tetesan air ini disebut anode. elektron yang terbentuk bergerak dari anode ke
katode melalui logam. Elektron ini selanjutnya mereduksi oksigen dari udara dan
menghasilkan air. Ujung tetesan air tempat terjadinya reaksi reduksi ini
disebut katode. Sebagian oksigen dari udara larut dalam tetesan air dan
mengoksidasi Fe2+ menjadiFe3+ yang membentuk karat besi (Fe2O3.H2O).
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat
reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari,
korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan
besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi,
sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa
oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat
yang berwarna coklat-merah.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang
merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan
lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari
proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam
besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida,
setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk
pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi
dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi
oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat
mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung
pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan
oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektrode lainnya yang akan
sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
b.
Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya korosi (karat) besi.
2. Untuk mengetahui paku yang lebih cepat dan banyak
perkaratannya.
II.
Metode Praktikum
a.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam
percobaan ini adalah 5 buah cawan, 1 buah batang pengaduk, 1 buah penanggas, dan
1 buah gelas beker.
Bahan yang digunakan adalah 1
saschet agar-agar, larutan NaCl, larutan pp, larutan K2[(Fe(CN)6], kontrol, dan
larutan K3[Fe(CN)6].
b.
Prosedur Kerja
1. 5 buah cawan
disiapkan.
2. Dimasak atau
dipanaskan agar-agar kedalam gelas beker.
3. Disiapkan larutan
NaCl, larutan K2[(Fe(CN)6], kontrol, PP dan larutan K3[Fe(CN)6].
4.
Paku payung, paku beton, dan jarum pentul dimasukkan kedalam cawan kemudian
dituangkan agar-agar panas.
5. Didiamkan selama 1
hari. Tetapi dicek keadaanya setiap 30 menit-1 hari
6. Dilihat perbedaan
yang terjadi dan ambil kesimpulannya.
III.
Hasil dan
Pembahasan
WAKTU
(menit)
|
PERLAKUAN
|
||||
+NaCl
|
+PP
|
Kontrol
|
K2[(Fe(CN)6]
|
K3[Fe(CN)6]
|
|
30
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
60
|
Berkarat
|
Berkarat
|
-
|
-
|
-
|
120
|
-
|
-
|
-
|
||
1.440
|
Berkarat
|
Berkarat
|
Berkarat
|
-
|
-
|
Berdasarkan
penelitian yang telah kami lakukan mengenai korosi, dapat dilihat bahwa besi
yang mengalami korosi yaitu yang diberi penambahan NaCl dan indikator PP.
Sedangkan pada K2FeCN6 dan K3FeCN6 tidak. Proses korosi tersebut terjadi karena
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a) Keberadaan oksigen (O2)
b) Keberadaan H2O
c) Keelektrolitan larutan
Pengaruh
factor-faktor tersebut kami simpulkan dengan mengamati tingkat keparahan karat
pada masing masing gelas yang telah dikondisikan berbeda tersebut.
KESIMPULAN
1. Besi yang mengalami korosi
yaitu yang diberi penambahan NaCl dan indikator PP. Sedangkan pada K2FeCN6 dan
K3FeCN6 tidak
2. Faktor yang mempengaruhi
korosi yaitu oksigen, air, dan elektrolit larutan
DAFTAR PUSTAKA
Oxtoby, D. W.,
Gillis, H. P. dan Nachtrieb, N. H., 1999, Kimia Modern. Jakarta:
Erlangga